Matangkan Persiapan Kunjungan Presiden, Sekda dan Kapolres Genjot Persiapan Peresmian Bendungan Lolak

BUMANTARA – Antusiasme meluap di Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) menyambut kunjungan Presiden RI Joko Widodo yang akan meresmikan Bendungan Lolak pada Jumat, 23 Februari 2024.

Dalam kesiapan menyambut acara tersebut, jajaran pejabat Bolmong turun langsung meninjau persiapan bendungan yang menjadi proyek megah senilai Rp1,6 triliun tersebut.

Sekretaris Daerah Bolmong, Abdullah Mokoginta, didampingi Kapolres Bolmong AKBP Arianto Salkery dan beberapa pimpinan SKPD serta unsur TNI Polri melakukan pengecekan langsung di lokasi bendungan pada tanggal 20 Februari 2024.

Mereka memastikan semua persiapan termasuk pelepasan benih ikan, penanaman pohon, dan persiapan tempat ibadah untuk Sholat Jumat bersama presiden dan rombongan telah dilakukan dengan baik.

“Saya, bersama Pemerintah Kabupaten Bolmong dan masyarakat, siap menyambut kedatangan Presiden RI. Kami telah berkoordinasi dengan pihak berwenang terkait untuk memastikan kunjungan ini berjalan lancar,” ujar Sekda Bolmong.

Usai peninjauan lokasi, Bupati Bolmong Ir Limi Mokodompit MM memimpin rapat bersama Forkopimda untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan lancar menjelang kunjungan presiden.

Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Lolak yang berlokasi di Sulawesi Utara telah mulai diisi air sejak 18 Agustus 2023.

Dengan luas genangan mencapai 101 hektar, bendungan ini tidak hanya berfungsi sebagai penyediaan air irigasi untuk lahan pertanian seluas 2.214 hektar, tetapi juga sebagai sumber air baku dengan kapasitas 500 liter per detik.

Selain itu, Bendungan Lolak juga akan menjadi pembangkit listrik tenaga air dengan potensi energi mencapai 2,43 megawatt (MW) serta dapat berperan sebagai pengendali banjir dengan mampu mereduksi debit banjir hingga 12 persen.

Diharapkan, selain sebagai infrastruktur vital, Bendungan Lolak juga akan menjadi destinasi pariwisata baru di daerah Bolaang Mongondow, dengan lahan bekas galian yang dapat dimanfaatkan menjadi Hutan Buah produktif. ***